IPY 2013

IPY 2013
wearing kebaya and jarit, Indonesia Traditional costume

Kamis, 01 Maret 2012

Hakim berhati nurani,,

Sudah lama tidak melihat makna "hati nurani" sebenarnya.. mgkn cerita ini bisa membuak mata kita semua tentang aksi heroik seorang hakim di tengah carut marutnya hukum di Indonesia. yang mudah dibuat susah, yang susah dibuat mudah.. CACAT..

tapi jujur ketika saya menemukan ini di facebook, saya diam sesaat, membacanya sekali lagi, dan gilaaa.. ini gilaa tapi nyata, sangat menyentuh dan mengharukan. saya salut pada hakim itu.

begini cerita yang saya kutip dr caption wall photos Polres Sidoarjo,



Di ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong. Nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, dan cucunya kelaparan. Namun seorang laki yang merupakan manajer dari PT yang memiliki perkebunan singkong tersebut tetap pada tuntutannya, dg alasan agar menjadi cnth bagi warga lainnya.

Hakim menghela nafas. dan berkata, “Maafkan saya, bu”, katanya sambil memandang nenek itu.

”Saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. Saya mendenda anda Rp 1 juta dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU”.

Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam. Namun tiba-tiba hakim mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang Rp 1 juta ke topi toganya serta berkata kepada hadirin yang berada di ruang sidang.

‘Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir di ruang sidang ini, sebesar Rp 50 ribu, karena menetap di kota ini, dan membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya.

"Saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa.”

sebelum palu diketuk nenek itu telah mendapatkan sumbangan uang sebanyak Rp 3,5 juta dan sebagian telah dibayarkan kepanitera pengadilan untuk membayar dendanya, setelah itu dia pulang dengan wajah penuh kebahagian dan haru dengan membawa sisa uang termasuk uang Rp 50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT yang menuntutnya.

Semoga di indonesia banyak hakim-hakim yang berhati mulia sepertii ini. — with Gula Jawa.






benar2 gila bukann??
tapi nyata. semua masih ada harapan.masih. saya yakin.

PS cheerful ranger hari ini :
Kita semua memang bukan manusia sempurna, maka janganlah kita menghakimi orang seakan kita lah yang paling benar. Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai negara hukum, nampaknya harus lebih banyak mempelajari tentang hati nurani, baru berhukum. Kalau memang supremasi hukum di Indonesia mau ditegakkan, masukkan dulu koruptor itu ke perut ibunya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar