IPY 2013

IPY 2013
wearing kebaya and jarit, Indonesia Traditional costume

Selasa, 14 September 2010

Selamat Hari Marah


AKU DITINGGAL ?!? Apa-apaan ini, aku ditinggal makan siang? Padahal teman- teman sekelasku tak pernah begitu sebelumnya. Makan siang adalah momen sakral bagi kami untuk berkumpul dan tertawa bersama. Kira- kira begitulah sampai kemarin. Aku dan seorang temanku, Cing namanya hanya minta ditunggu sebentar karena kami harus mengantarkan beberapa surat undangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sekembalinya kami, mereka semua sudah menghilang tak berjejak. Langsung sibuk kami mengirimkan sms untuk mereka semua, kira- kira enam orang jumlahnya.
Tak ada balasan, Cing tampak biasa- biasa saja, sedangkan aku didukung dengan keroncong yang mulai didendangkan dalam perut mulai menggerutu sendiri.
“Jahat banget sih mereka ninggalin kita, dikira kita kagak laper apa?”
“ Ya udah, kita titip aja yah. Nih keket udah sms aku,” saran Cing untuk menenangkan aku.
“Hah?? Keket bales? Bahkan aku udah sms mereka 2 kali kagak ada yang bales. Apa- apaan coba?”
Mendengar cerita Cing yang smsnya dibalas, aku langsung mengirim sms ketiga, kali ini hanya untuk Keket atau Catherina nama cantiknya. Kali ini dibalas, tapi hanya dengan “Kita lagi makan, Quin.” Itu bukan Keket, dia tak pernah membalas sms sependek itu, apalagi aku sudah sms panjang- panjang berisi aneka pertanyaan mulai lagi di mana, kenapa ninggalin,sampai kamu marah ya? Semua pertanyaan itu hanya dibalas dengan “ Kita lagi makan?????????” aahhh… geram hatiku.
Langsung kuganti status twitterku. “Apa- apaan sih orang- orang hari ini?”
Untung saja emosiku sedikit mereda ketika beberapa teman BEM berkumpul dan bercanda. Namun kembali emosi bergejolak ketika Cing tiba- tiba pergi menjauh dan mengobrol dengan temannya yang lain didukung dengan kepergian orang- orang yang tadi sedang bercanda denganku. Bagus, semua membuat aku ingin berteriak. Aku tidak suka sendiri di saat seperti ini.
Kuganti lagi status twitterku, “Gw lagi galak!”
Sudah satu jam teman- teman sekelasku pergi, mereka belum kembali dengan titipan makanan yang kata Cing sudah ia pesankan untuk kami. Tiba- tiba Cing kembali dari temannya itu dan berkata,”kita makan aja deh yuk di seberang. Kayaknya mereka masih lama.” Oh bagus, ternyata mereka melupakan kami disini. Kami pun pergi makan berdua, dengan penuh gerutu aku curhat pada Cing.
Di tempat kami makan kami bertemu dengan dosen fotografi paling gaul, Pak Damar namanya. Setelah ini kami akan masuk kelas beliau. Beliau memang cukup akrab dengan mahasiswanya, tapi sekali lagi emosiku semakin naik ketika dia tidak membalas sapaanku dan hanya dengan asyiknya mengobrol dengan Cing.
Status twitterku kali ini berbunyi,” Semua orang bikin gw emosi. Pengen pulang gading”  Setiap kali kesal atau sedih aku memang selalu ingin pulang ke rumahku di Kelapa Gading, di sini aku kos. Itulah sebabnya kami sekelas yang mayoritas anak kos menjadi sangat dekat satu sama lain, sudah seperti saudara.
Sekarang sudah saatnya masuk kelas, gerombolan temanku yang lain belum juga datang. Penuh tanda tanya. Langsung ku sms lagi mereka satu per satu, dan lagi- lagi datar, tak ada jawaban.
Pak Damar hari ini juga berbeda, mengajar sok serius, tiba- tiba memberikan pertanyaan- pertanyaan sinis padaku. Aku mulai mencium bau- bau mencurigakan. Jangan- jangan mereka sengaja membuatku marah. Sampai akhirnya, Cing mengajakku pergi ke toilet dan sekembalinya kami, teman- temanku sudah datang. Jangan- jangan mereka menyiapkan kejutan untukku.
Empat hari yang lalu, tepat di hari Sabtu aku berulang tahun dan memang baru hari Senin ini kami berkumpul lagi setelah akhir minggu kuhabiskan dengan keluarga di Kelapa Gading, tetapi ketika di hari Senin tak ada apa- apa aku kira semua aman- aman saja, apakah baru hari ini? Tetapi semua temanku juga hanya duduk manis, aku kira sudah akan ada kue atau apalah. Aduh apa-apaan ini?
Sepanjang itu langsung kuinterogasi teman- teman yang kebetulan duduk dekatku, kuhujani ribuan pertanyaan tentang keberadaan mereka tadi dan jawabannya kurang memuaskan, oleh karena itu aku mengambil aksi bungkam dan muka bĂȘte.
Selesai kelas aku sangat gembira karena bisa pulang dan ingin lekas pergi melupakan hari paling mengesalkan ini, baru ingin kuterima pesan dari hatiku mataku langsung ditutup, badanku ditahan tak bisa bergerak. Ah, sial ternyata sekarang.
Aku disuapi mie goreng ulang tahun yang ternyata telah dicampur dengan acar timun yang paling aku benci, tetapi di depanku sudah ada tumpukan donat dengan lilin sangat cantik di atasnya. Baru mulai terdengar lirik lagu Happy Birthday.
Tak bisa kujawab dengan apa- apa hanya linangan air mata didukung sedikit simpul senyum  yang masih bisa kuberikan, aku malu, melihat mereka semua tertawa dan memflashback status- status twitterku. Langsung berjalan dalam memoriku, tentang bagaimana mengesalkannya hari ini.
Semua memelukku dan mengucapkan selamat,”Selamat hari marah Quincy.” Aku akan ingat hari marah ini selama- lamanya.








ketika dikumpul kata mas Iben judulku menarik dan ia ingin membacanya...
SENENG! ahahhaha,,,

pesan cheerful ranger :
menulis tidakah sulit, kita harus berlatih bersama...
(padahal gw nulis blog aja setengah matii)


gak penting

ngajak ngomong duluan berarti kalah.
karena merasa butuh.
at least itu yang gw dapet di pelajaran hukum di kampus.
tapi sumpah.
hati emosi.
serasa ingin menjerit.
enak bgt lho dengan segampang itunya menggangap remeh gw.
damn!
hellloo... jangan lupa gr2 gw kalian ad.

pesan cheerful ranger :
mencari teman harus yang baik